Kamis, 28 Agustus 2014



Contoh Pidato Hari Pendidikan Nasional
oleh : DARMULAN,S.Pd


Saudara-saudara sekalian !
Yang saya hormati ………………………………..
Yang saya hormati ………………………….
Alangkah bahagianya saya selaku menjabat sebagai ibu kepada Negara Indonesia, pada hari ini !pada hari ini, kita merayakan hari pendidikan Nasional, yang bertempat dilapangan Istana Bogor pada tanggal 2 Mei 2007. Dengan memperingati Pendidikan Nasional semoga kita lebih semangat /bangkit untuk memajukan dan mencerdaskan pendidikan anak-anak bangsa agar berguna bagi bangsa, Negara dan Agama.
Pertambahan anak umur sekolah yang cepat dan pertambahan lulusan tiap jenjang pendidikan yang besar, tapi tidak diikuti penambahan prasarana dan sarana pendidikan yang cepat dan memadai, menimbulkan masalah bagi pemerintah untuk memberikan “pendidikan dan pengajaran” pada semua warga Negara sebagaimana diamanatkan oleh undang- undang Dasar.
Persoalan ini krusial mengingat beragamanya geografis nusantara yang luas dan terpencar dengan tingkat perkembangan sosial-ekonomi-kultural berbeda. Ketika itu untuk pertama kali pelaksanakan REPELITA dengan tekanan pada pembangunan ekonomi yang dipandang sebagai landasan bagi aspek- aspek lain dari pembangunan nasional. Dalam pembaruan pendidikan perhatian difokuskan pada upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas serta penataan kesempatan mendapat pendidikan. Mengenai yang terakhir ini sulitlah dicapai bila hanya melalui cara-cara konvesial yaitu memanfaatkan teknologi komunikasi dan teknologi ,informasi radio dan televisi. Pada tahun 2007 pemerintah telah menetapkan APBN untuk pendidikan sebesar 20% bagi SD, SLTP dan SLTA.Program dan kegiatan yang dilakukan tidak semata-mata atas dasar pertambahan jumlah gedung sekolah, guru, buku dan lain-lain.

Alternatif yang didentifikasikan adalah :

1. Penambahan daya tampung SLP yang dilakukan baik dengan penambahan sekolah baru
2. Peningkatan daya tampung sekolah- sekolah swasta
3.Pengembangan sekolah terbuka dengan media korespodensi, modul, siaran radio, siaran televisi dan lain-lain
4. Pembukaan kursus- kursus ketrampilan praktis diluar sekolah sebagai jalur penyaluran kemasyarkat..

Ki Hajar Dewantara (1889-1959) seorang tokoh pendidikan Indonesia yang memprokarsai berdirinya lembaga pendidikan Taman siswa. Dia lebih terkenal dengan filsafat” tut wuri handayani, hing madya mangun karsa, hing ngarso sung tulada. Dewantara mengklasifikasikan tujuan pandidikan dengan istilah “ tri-nga”(tiga “nga-nga adalah huruf terakhir dalam abjad jawa ajisak). “Nga” pertama adalah ngerti” (memahami /aspek intelektual).“Nga kedua” adalah “ngrasa” adalah (merasakan aspek afeksi), dan “nga” ketiga adalah “nglakonin” (mengajarkan atau aspek psikomotorik).Merumuskan tujuan pendidikan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Dewantara, adalah hak tiap orang untuk mengatur diri sendiri, oleh karena itu pengajaran harus mendidik anak menjadi manusia yang merdeka batin, pikiran, dan tenaga. Pengajaran jangan terlampau mengutamakan kecerdasan pikiran karena hal itu dapat memisahkan orang tepelajar dengan rakyat.
Akhir sampai disini, semoga bangsa Indonesia lebih meningkatkan dan mencerdaskan serta menciptakan anak-anak didik yang produktif, kreatif, dan inovatif yang berguna bagi bangsa dan Negara, Menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mandiri yang dapat memenuhi kebutuhan global


Inggrisnya

Examples of National Education Day Speech


Ladies and gentlemen!
I respect ......................................
I respect ...............................
How happy I am as served as the capital of the Republic of Indonesia, today! on this day, we celebrate National Education Day, the field housed Bogor Palace on May 2, 2007. In commemoration of National Education may we more spirit / up to promote and educate the nation's children's education in order to be useful to the nation, the State and Religion.
Added school age children quickly and accretion every graduate education is great, but it was not followed by the addition of infrastructure and facilities for rapid and adequate education, creating problems for the government to provide "education and teaching" to all citizens of the State as mandated by statute Basics .
This issue is crucial to remember beragamanya archipelago geographically dispersed with the level of socio-economic-cultural differ. When was the first time the administration of REPELITA with an emphasis on economic development is seen as the foundation for other aspects of national development. In the interest of education reform efforts focused on improving and enhancing the quality and arrangement of the opportunity to get an education. Regarding the latter is difficult achieved if only in ways that leverage technology konvesial communications and technology, information, radio and television. In 2007, the government has set a budget for education by 20% for elementary, junior and senior high schools. Programs and activities are not solely on the basis of the number of schools, teachers, books and others.

Didentifikasikan alternatives are:

1. SLP capacity additions made better with the addition of new schools
2. Increasing the capacity of private schools
3.Development of an open school with media correspondence, module, radio, television and other
4. Opening of practical skills courses outside school as channels and kemasyarkat ..

Ki Hajar Dewantara (1889-1959) a character education in Indonesia memprokarsai founding educational institutions State students. He is more famous for its philosophy of "tut wuri handayani, intermediate Mangun intention hing, hing ngarso Tulada sung. Dewantara classify pandidikan goals with the term "tri-nga" (three "nga-nga is the last letter in the alphabet Java ajisak). "Nga" first understand "(understanding / intellectual aspect). "Nga second" is "ngrasa" is (feeling affection aspect), and the "flowers" the third is "nglakonin" (teaching or psychomotor aspects). Formulate educational goals that include cognitive, affective, and psychomotor. According Dewantara is the right of people to organize themselves, and therefore teaching should educate children to become independent human heart, mind, and strength. Teaching should not be too put genius because it can separate the tepelajar with people.
End up here, may further improve the Indonesian nation and educate and create proteges productive, creative, innovative, and useful for the nation and the state, creating quality human resources and independently to meet global needs